Pertama Kali Medical Check-Up

Jika tidak karena “dipaksa”, saya mungkin tak akan pernah melakukan general medical check up. Rumah sakit adalah salah satu tempat yang paling tidak saya sukai dan jarum adalah salah satu benda yang paling saya benci, huhu. Ya, namun karena “dipaksa” itu tadilah, akhirnya saya nekat dan memberanikan diri untuk melakukan medical check up.

Awalnya, saya bingung mencari rumah sakit mana di Malang yang sekiranya bisa melakukan medical check up (medcek) dan dokternya mau mengisi formulir dalam bahasa Inggris. Awalnya saya ke RS Soepraoen, berharap bisa melakukan medcek dengan lebih cepat karena bapak memiliki beberapa orang kenalan di sana. Namun, setelah dokternya melihat formulir medcek yang harus diisi dalam bahasa Inggris, dokter pun langsung menyarankan untuk ke Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) saja. Baiklah.

Akhirnya, saya ke RSSA. Tanya dulu ke bagian informasi, dan saya diarahkan ke Poli General Check Up. Saya pun langsung ke Poli tersebut dan menyodorkan formulir medcek tersebut. Alhamdulillah ternyata bisa dan disuruh kembali keesokan harinya untuk langsung medcek. “Tidak perlu puasa,” kata petugasnya.

Keesokan paginya, saya datang sekitar pukul 07.30 pagi. Tekanan darah saya diukur, kemudian dipasangi alat electrocardiogram (ECG) untuk megetahui tentang detak jantung (ya, pokoknya yang berhubungan dengan jantung). Sempat takut juga, karena alatnya dipasang di lengan kaki, lengan tangan, dan di dada (letak jantung), saya kira akan nyetrum atau apa, hehe. Suster bilang untuk menunggu dulu. Saya pun hanya diam dan tak lama kemudian suster melepas semua alat-alat itu. Eh? Secepat ini?

Kemudian ada pemeriksaan fisik dan wasir. Setelah selesai, saya pun digiring ke Poli Mata dan THT. Di Poli Mata, saya dites untuk membaca huruf-huruf dan angka-angka yang terpampang di layar. Alhamdulillah saya masih bisa melihat semuanya dengan jelas. Kemudian, mata saya ditetesi seperti obat tetes mata yang katanya obat anti nyeri. Lalu dokternya seperti mengukur retina saya dengan sebuah alat yang ditempelkan di bola mata saya. Huwaaa, saya pikir tidak akan sakit, ternyata mata saya terasa nyeri sesudahnya. Pemeriksaan mata berlanjut dengan dokter yang memeriksa kedua mata saya menggunakan sebuah alat lagi dan senter. Terakhir adalah pemeriksaan buta warna.

Setelah dari Poli Mata, saya ke Poli THT. Dokter hanya menanyakan apakah ada keluhan dan kemudian langsung memeriksa telinga, hidung, dan mulut saya dengan singkat. Kemudian ada pemeriksaan audiometri. Jadi, saya masuk ke ruang kedap suara dan menutup satu telinga saya. Suster akan menyebutkan sebuah kata dengan amat sangat pelan dan saya harus mengulangi kata yang diucapkannya. Suaranya sangat lirih dan seperti berbisik, saya jadi benar-benar harus menajamkan pendengaran saya.

Untuk pemeriksaan kejiwaan, saya ke Poli Kejiwaan. Untuk pertama kalinya saya ke sini. Beberapa orang yang menunggu tampak memiliki beberapa masalah pada kejiwaan. Pegawai yang ada di sana sepertinya senang-senang saja bisa bercanda dengan para pasien yang notabene memiliki gangguan pada kejiwaan atau psikologis mereka. Saya pun sempat ditanya beberapa hal dengan dokter yang ternyata mengenal beberapa dosen saya itu. Jadinya malah dokter itu seperti nostalgia mengingat nama teman-teman SMAnya itu.

Di pemeriksaan kejiwaan, saya diberi lembaran soal yang isinya kurang lebih sebuah pernyataan tentang kondisi saya sebulan terakhir ini. Saya cukup melingkari salah satu angka dari 0 sampai 4. Setelah itu, saya diberi sebuah lembar yang berisi delapan kotak. Masing-masing kotak ada simbol-simbol dan saya harus menggambar sesuatu dari simbol-simbol yang diberikan itu. Wah, soal seperti ini sama persis dengan yang pernah saya kerjakan waktu SMA dulu. Jadi, ya tidak menemukan kesulitan apapun. Kemudian psikiaternya melakukan tanya jawab singkat dengan saya. Saat itu saya seperti disadarkan bahwa saya lebih sering menghindari masalah daripada memecahkan masalah. Ya, sebuah pelajaran yang cukup berharga untuk saya.

Selesai di pemeriksaan kejiwaan, saya pun diantar untuk foto thorax dan ke lab untuk pengambilan darah dan urin. Terakhir kali saya darah saya diambil adalah pada tahun sekitar 2006 lalu. Saat itu saking tegangnya, darah saya tidak keluar dan harus diulang beberapa kali. Cukup traumatis juga untuk saya. Untuk foto rontgen, saya mengenakan pakaian khusus yang disediakan. Ketika sinar x dinyalakan, saya harus menarik napas saya selama beberapa detik. Dan foto pun selesai.

Lalu…ya mau tidak mau, saya memberanikan diri ketika jarum mulai ditusukkan ke lengan saya. Setelah jarum dimasukkan, sepertinya petugasnya masih belum menemukan pembuluh darah yang tepat, jadilah itu jarum dimasukkan semakin dalam. Nyeri! Kemudian darah saya diambil sebanyak tiga tabung. Saya memang takut dengan jarum, namun saya mengatasinya dengan langsung melihat bagaimana jarum itu disuntikkan ke lengan saya dan melihat langsung darah itu mengalir masuk ke dalam tabung-tabung. Hehe, dengan melihat langsung, pikiran saya jadi tidak ngglambyar dan bisa sedikit mengurangi rasa takut itu sendiri. Dan, terakhir adalah pengambilan urin.

Selesai! Hasil sudah bisa diambil keesokan harinya. Saking gugupnya saat itu saya tidak sarapan atau makan apapun. Siangnya sekitar pukul setengah 1 siang usai melakukan medcek itu, saya pun makan siang di kantin rumah sakit dengan bapak.

Secara umum melakukan medcek di RSSA tidak ribet. Suster akan membantu mengantar ke poli dan mengarahkan apa saja yang harus dilakukan. Karena RSSA sudah sering melakukan medcek untuk orang-orang yang akan haji atau yang akan ke luar negeri, dokter pun sudah familiar dengan isian formulir berbahasa Inggris. Sayangnya, RSSA tidak menyediakan vaksin MMR dan DPT serta tes Mantoux. Jadi, saya harus melakukan vaksin dan tes Mantoux di tempat lain dahulu lalu menyerahkan hasilnya ke dokter medcek RSSA untuk kemudian diisikan di form keterangan medcek.

 

10 thoughts on “Pertama Kali Medical Check-Up

  1. Pingback: Pengalaman Suntik Vaksin (Lagi) | CaraKata

  2. Pingback: Tes Mantoux Dua Kali | CaraKata

  3. Yuli

    thank you infonya sis…sangat membantu…aq ada plan buat MCU untuk jaga2 kesehatan…kemaren raport kesehatanku memburuk… 😦

Leave a reply to Yuli Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.